Skip to Content

Rizki Utomo: Indonesia akan menjadi pelopor logistik halal di dunia!

Kali ini, kami kedatangan tamu istimewa: Rizki Utomo , Chairman Asosiasi Halal Logistik Indonesia. Dalam perbincangan singkat namun penuh wawasan, Founder BSC – A Community for Supply Chain Leaders – menggali kisah perjalanan karier beliau serta pandangannya tentang masa depan halal logistik di Indonesia dan dunia.

Jangan lewatkan insight berharga dari obrolan ini! Selamat menyimak! 🚀✨

[BSC] Pak Rizki, bisa diceritakan sedikit tentang perjalanan karir Bapak hingga akhirnya menjadi Chairman Asosiasi Halal Logistik Indonesia? Apa yang mendorong Bapak tertarik di bidang ini?

Saya memulai karir sebagai marketing export di sebuah pabrik tisu. Kemudian, saya bekerja di berbagai perusahaan international forwarder, mulai dari DHL, Fedex (Repex Wahana), Geodis Wilson, Orient Star Shipping, dan lain-lain. Logistik menjadi mata pencaharian dan bidang yang akhirnya saya cintai. Pada tahun 2017, saya diperkenalkan dengan konsep logistik halal oleh Almarhum Pak Didiet, yang saat itu merupakan pelopor logistik halal dari ITL Trisakti (saat itu STMT Trisakti).

Rizki Utomo (Nomer dua dari kanan): Bersama kolega dan rekan AHLI di salah satu seminar.

Pak Didiet mengajarkan bahwa logistik halal adalah pengembangan dari ilmu logistik yang lebih memperhatikan aspek halal dan thoyyib (baik).

Kemudian, saya berkenalan dengan Dr. Marco Tieman dan semakin tertarik dengan kegunaan logistik halal. Terlebih lagi, pemerintah juga menerbitkan UU No. 33 Tahun 2014 dan banyak peraturan yang mengatur logistik halal, namun di Indonesia belum banyak perhatian terhadap bidang ini. Saya kemudian mengajak beberapa teman yang memiliki visi yang sama untuk mendirikan AHLI, Asosiasi Halal Logistik Indonesia.

[BSC] Sebagai seseorang yang sudah lama berkecimpung di dunia logistik, bagaimana Bapak melihat perkembangan halal logistik di Indonesia selama beberapa tahun terakhir? Apakah ada potensi pertumbuhan yang besar, terutama dengan semakin berkembangnya pasar halal global?

Perkembangan logistik halal di Indonesia masih perlu terus dikembangkan. Sebagai negara muslim terbesar di dunia, logistik halal adalah kebutuhan penting untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Terlebih lagi, dengan perkembangan pusat perdagangan dan bisnis di luar Jakarta, pengiriman makanan dan minuman sangat penting untuk memperhatikan aspek kehalalan logistik.

Dalam konteks global, belum ada negara di dunia yang memperhatikan aspek halal logistik, sehingga ini menjadi peluang untuk menyebarluaskan konsep ini ke dunia global. Indonesia akan menjadi pelopor logistik halal di dunia, terutama dengan dukungan dari pemerintah dalam hal ini BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal). Kebutuhan akan logistik halal akan semakin meningkat karena kesadaran konsumen akan pentingnya produk yang terjaga kehalalannya semakin tinggi.

Namun, untuk saat ini kita perlu lebih banyak melakukan sosialisasi dan edukasi tentang konsep dan pelaksanaan logistik halal, oleh karena itu kami mendirikan AHLI.

[BSC] Apa saja tantangan utama yang dihadapi oleh industri halal logistik di Indonesia? Bagaimana Bapak melihat peran asosiasi dalam mengatasi tantangan tersebut?

Tantangan perkembangan logistik halal cukup besar, terlebih karena pelaku usaha logistik masih beranggapan bahwa logistik halal sebagai tambahan biaya. Dalam praktiknya, memang diperlukan biaya dan upaya perusahaan untuk mendapatkan sertifikat logistik halal. Sebagai pelaku usaha, kami tidak mungkin bisa luwes dan diterima dalam proses sosialisasi dan edukasi.

AHLI didirikan sebagai asosiasi yang bertujuan menyebarluaskan konsep logistik halal dan kami bekerja sama dengan universitas dan akademi di Indonesia untuk mengembangkan studi tentang logistik halal. Kegiatan AHLI terutama adalah melakukan seminar dan Focus Group Discussion (FGD) dalam pengembangan konsep dan implementasi logistik halal.

Pada umumnya, acara kami gratis sehingga bisa lebih banyak diakses oleh pelaku usaha logistik dan memicu akademisi untuk membantu mengembangkan dan menyebarluaskan konsep logistik halal.

[BSC] Profesi halal logistik di Indonesia masih relatif baru bagi banyak orang. Menurut Bapak, apa yang perlu dilakukan agar profesi ini semakin dikenal dan dihargai di dunia logistik? Apa tantangan dalam mengembangkan talenta yang berkualitas di bidang ini?

Logistik halal adalah konsep baru, ilmu baru yang masih perlu dikembangkan dan disebarluaskan. Walaupun saat ini masih banyak penolakan dan keengganan pelaku usaha untuk mengadopsi konsep logistik halal, namun pada dasarnya sangat diperlukan.

AHLI didirikan sebagai asosiasi yang bertujuan menyebarluaskan konsep logistik halal dan kami bekerja sama dengan universitas dan akademi di Indonesia untuk mengembangkan studi tentang logistik halal. Kegiatan AHLI terutama adalah melakukan seminar dan Focus Group Discussion (FGD) dalam pengembangan konsep dan implementasi logistik halal.

Banyak pengusaha makanan yang mempersyaratkan perusahaan logistik untuk memiliki sertifikasi resmi dari BPJPH. Walaupun saat ini masih dalam tahap awal, ke depannya akan sangat dibutuhkan.

Dalam konteks global, logistik halal juga belum banyak dikenal. Kami dari AHLI memandang ini sebagai tugas untuk membantu penyebarluasan dan sosialisasi. Banyak pengusaha makanan dari luar negeri yang ingin memasuki pasar Indonesia dan ini adalah peluang bagi kami untuk memperkenalkan konsep logistik halal. Sejalan dengan itu, maka akan semakin banyak kebutuhan tenaga professional logistik yang paham tentang konsep logistik halal (NH).

🔹 Calling All Supply Chain Experts! 🔹

Punya pengalaman menarik atau wawasan berharga seputar dunia supply chain? Jadilah bagian dari #SupplyChainStories dan bagikan kisah inspiratif Anda!

Kirim e-mail ke hello@bincangsupplychain.com untuk terhubung dan berdiskusi lebih lanjut. Kami tak sabar mendengar cerita Anda! 🚀✨

Adrin Rauf: Supply chain agility "JIT has shifted into JUST IN CASE"