Skip to Content

Yudi Susanto : GRIT Mindset, People adalah Kuntji

Yudi Susanto, Praktisi dan profesional SCM dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Saat ini sebagai Head of SCM di Intertek, Jakarta, Indonesia. Sebelum bergabung di perusahaan ini, Yudi mengabdikan diri beberapa perusahaan besar seperti : Nestle, Kraft Foods, Mondelez International dan kemudian di Firmenich APAC.

Selain bidang SCM, Yudi juga menaruh perhatian di bidang leadership, people dan pengembangan organisasi. Ia selalu menggaungkan prinsip GRIT MINDSET yang ia yakini sebagai salah satu modal utama membangun fondasi SCM yang kokoh di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) seperti saat ini.

Di edisi spesial berbahasa Indonesia ini, Founder kami, Nurhadi, menyempatkan diri berdiskusi ringan dengan Yudi Susanto via online.

Terhubung dengan Yudi Susanto via Linkedin.

[BSC] Pak Yudi, terima kasih sudah berkenan hadir di Supply Chain Stories. Sebagai pembuka diskusi awal, bisa diceritakan “career-journey” nya hingga di posisi saat sebagai Head of SCM di Intertek Indonesia?

Sure! Supply Chain Stories ini platform yang menarik sekali. Happy to share my journey with the audience here.

Saya memulai karir dari level operator di Nestle Indonesia, tepatnya di Panjang Factory pada tahun 2002 dan delapan tahun kemudian saya "lulus" dari perusahaan pertama ini dengan jabatan terakhir sebagai "Factory Planning Supervisor". Di tahun yang sama, saya memutuskan bergabung di Firmenich Indonesia hingga tahun 2012.

Tahun 2012 hingga 2014, tawaran datang dari KRAFT Foods Indonesia (kini Mondelez Indonesia) dimana saya sebagai Nasional Customer Supply Chain Manager pada Department Customer Service & Logistics (CS&L). Selain menangani Customer Care, OTC dan Customer Development team, pengalaman menariknya adalah bersama dengan team Sales Development untuk mendevelop RTM (Route To Market) untuk Traditional Trade yang berkontribusi 80% revenue Perusahaan serta implementasi beberapa improvement project bersama cross functional team (Finance, sales, QHSE) dan distributor yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

Untuk exposure diri ke level regional, 2014 saya memutuskan untuk kembali bergabung dengan Firmenich, sebagai Regional Senior Manager S&OP South East Asia and ANZ Market.

Di tahun 2016/2017 menjadi pengalaman menarik karena menjadi bagian dari Transformasi Supply Chain di Firmenich secara Global dengan diberi mandat sebagai Regional Senior Manager Customer Supply Network untuk market South east asia, ANZ, Japan and Korea. Coaching and Mentoring Team, Budgeting, Forecasting, LE, Revenue, P/L, OTIF, dll adalah menu hidangan utama sehari-hari, menjadi lebih seru karena team tersebar di 13 negara.

Lantas sejak tahun 2020, saya bergabung bersama PT.Intertek Utama Services yang core businessnya adalah ATIC (Assurance Testing Inspection Certification) sebagai Head of Supply Chain Management yang bertanggung jawab penuh terhadap Procurement, Demand & Supply Planning serta Logistics and Distribution untuk Operational Laboratorium di Jakarta dan Site di remote area.

[BSC] Anda dikenal sebagai seorang yang sangat menggaungkan GRIT Mindset. Bisakah dijelaskan, sederhananya apa itu GRIT Mindset?

GRIT adalah kombinasi dari komitmen yang kuat terhadap tujuan kita (passion) dan ketahanan (resilience) untuk terus berupaya mencapainya, bahkan ketika itu sulit atau kemajuannya tampak lambat (perseverance). analoginya seperti mendaki gunung—jika kita bertekad untuk mencapai puncak, kita akan terus bergerak maju, selangkah demi selangkah, tidak peduli rintangan apa pun yang menghadang kita. Mountaineer atau Ekspedisioner mesti paham ini.

[BSC] Dalam konteks SCM, bagaimana kita bisa membangun dan mengembangkan tim yang kuat dan memiliki semangat GRIT ini?

Kata kuncinya adalah “Character Building” / Membentuk Karakter” dan “Teladan / Memberikan Contoh”

Jika seorang leader menginginkan Tim nya menjadi pribadi-pribadi yang baik, Leader tersebut juga harus bisa menjalankan kebaikan-kebaikan dalam mempimpin tim tersebut.

Karena proses terbentuknya karakter baik itu adalah :

IMITASI - INTERNALISASI - AKSI - HABIT

- IMITASI =  Anggota tim biasanya akan meniru apa yang dilakukan oleh atasannya, walau tanpa tahu alasannya kenapa leader mereka melakukan hal tersebut.

- INTERNALISASI = Dalam diri setiap manusia dibekali akal, rasa  dan pikiran. Dengan Pempimpin yang selalu memulai dengan “Mengapa” setiap kali menjelaskan ke anggota tim akan alasan melakukan hal-hal tersebut, hal tersebut memudahkan bagi anggota tim untuk memahami dan secara internal dalam diri mereka akan timbul kesadaran diri untuk melakukan hal baik tersebut.

- AKSI = Setelah mengetahui Alasan mengapa harus melakukan hal baik tersebut, dengan penuh kesadaran Tim akan melakukannya.

- HABIT = Aksi yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi Habit dan Habit akan menjadi Karakter.

“Menjadi Leader baik itu baik”

[BSC] Dari tiga hal ini: “process, people, system”; manakah yang menurut Anda paling penting dan utama sebagai prioritas bagi perusahaan atau organisasi yang ingin scale-up?

PEOPLE.

Saat sebuah organisasi menginginkan pertumbuhan pada businessnya, hal yang pertama dan utama yang harus dilakukan adalah dengan memastikan development people nya, development para leadernya. Ini proven, sudah terbukti bagaimana para raksasa - raksasa corporate dengan usia > 100 tahun itu bisa bertahan dan terus berkembang lewat People dan leader Developmentnya.

[BSC] Tips apa yang bisa Anda bagikan bagi mereka yang ingin mengembangkan skill “leadership”-nya, khususnya di SCM?

Terus mengasah hardskill, softkill dan Market Trend yang harus selalu menjadi prioritas utama.

Jika memungkinkan, ajukan keatasan untuk dapat assignment bekerja disemua bagian SCM (Procurement, New Product Introduction, Demand Supply Planning, Logistics, Customer Care, CRM dll) karena experience di operational dan tactical itu akan sangat berguna saat kelak kalian menjadi SCM leader saat harus menentukan strategy.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah terus berupaya meningkatkan kemampuan menjalankan “ETIKA KEBAJIKAN”  dimana terdiri dari : PRACTICAL WISDOM (Kebijaksanaan Praktis), Pengendalian diri, Keadilan dan Keberanian.

Dan Tips yang terahir adalah….kalian butuh Coach dan Mentor untuk akselarasi development diri kalian.

[BSC] It’s a bit personal, Pak Yudi. Siapa tokoh dan leader SCM dunia yang Anda kagumi?

Mas Bro JEFF Bezos (CEO Amazon)

Dia mengembangkan sistem SCM yang sangat effective, efisien dan inovatif di Amazon, dan menurut saya  Amazon  adalah salah satu SCM role model yang terbaik di dunia saat ini (*)


Ezwan Zakaria : The world of supply chain is ever evolving, change is constant